Kamis, 02 Mei 2013

Perempuan Didalam Iklan


Beberapa hari lalu saya melihat sebuah iklan tentang kecantikan dari dove. Judulnya dove real beauty sketches atau kalau dibahasakan menjadi sketsa kecantikan alami. Terus terang saya menyukai ide iklan ini. Sekali lagi ide bukan produknya.

Inti dari iklan ini adalah hati-hati dengan persepsi. Bahwa lebih banyak perempuan yang merasa dirinya jelek. Hal itu terlihat dalam penjelasan mereka ketika diminta mendeskripsikan wajah mereka. Ada yang mengatakan memiliki wajah yang bulat. Ada yang bilang pipinya tembem. Ada yang bilang rahangnya keras. Singkatnya mereka merasa mereka tidak cantik.

Tapi kemudian, dimasukan adegan penjelasan oleh pihak ketiga tentang wajah sang ‘model’. Entah karena diatur atau bagaimana, penjelasan yang kedua lebih manis. Ada yang bilang, dagunya langsing. Rambutnya bagus. Matanya berbinar. Pokoknya 180 derajat dibandingkan dengan penjelasan si pemilik wajah.

Adegan kemudian dilanjutkan dengan ditunjukan wajah dari kedua penjelasan tersebut. Ada dua sketsa yang bertolak belakang. Si pemilik wajah terkejut—lebih tepatnya tidak bias berkata-karta—bahkan ada yang menangis. Kemudian diakhir kalimat yang klise, you’re more beautiful than you think.



Lupakan bahwa unilever sedang menyasar pasar baru. Lupakan ada standar ganda di perusahaan tersebut (iklan axe yang sangat seduktif dan dove yang edukatif), saya hanya ingin focus pada kalimat di terakhir iklan. “you’re more beautiful than you think”.

Perempuan memang makhluk yang unik. Entah kenapa persepsi dari orang lain lebih dominan dalam karakternya. Perempuan-tunjuk diri sendiri-selalu merasa kalah cantik jika dibandingkan dengan yang lain-tunjuk model di majalah-.

Makanya tidak heran jika belanja kosmetiknya cukup tinggi. Bahkan saya pernah menghabiskan hampir 200 ribu hanya untuk belanja make up. Untung saja, suami tidak pernah complain untuk yang satu ini. Karena belanja kosmetika saya tidak setiap bulan. Hanya jika benar-benar kehabisan dan sangat butuh baru beli.

Tapi, saya juga mempunyai kebiasaan buruk. Ingin mencoba hal baru. Apalagi jika melihat iklan di majalah, televisi selalu mengelitik hati untuk membeli produknya. Hal ini memang wajar, karena iklan memang diciptakan untuk merangsang naluri konsumtif kita. Bagaimana bisa? Editor, Rance Cain pernah mengatakan bahwa hanya 8 persen pesan dari iklan yang diterima oleh otak. Sisanya, bekerja dan terus bekerja hingga tertanam di otak.

Saya ambil contoh, iklan rokok yang tayang di atas jam 10 malam. Dalam setiap iklannya, selalu digambarkan pria yang menarik secara visual (ganteng, atletis), sukses (punya mobil, motor),  gaul (teman laki dan perempuannya banyak). Padahal kalau mau jujur, yang mengonsumsi rokok tidak seperti itu. Kalaupun ada hanya berapa persen sih jumlahnya, pasti kalah dengan masyarakat kelas menengah kebawah yang perokok. Tidak pernah juga ditampilkan bahaya merokok. Kalaupun ada hanya berupa tulisan kecil dibawah label.

Lalu iklan shampoo. Kenapa modelnya selalu berambut lurus panjang? Bagaimana dengan saya yang berambut keriting?. Atau teman saya yang rambutnya pendek. Ah, sudahlah jadinya kok malah ngedumel.

Intinya begini, iklan selalu memutarbalikan logika. Di negara tropis sosok perempuan ideal adalah berkulit putih, sehingga semua produk pemutih wajah dan kulit selalu laku. Sedangkan perempuan di belahan dunia yang lain (eropa dan amerika utara) dicekoki bahwa perempuan cantik adalah yang berkulit kecoklatan. Tidak heran salon yang menawarkan tanning atau minimal bronzer laris manis.

Iklan memang media yang paling efektif untuk meningkatkan penjualan. Omset perdagangan kosmetik nasional pada 2013 diproyeksi mencapai Rp11,2 triliun atau naik 10-15 persen dari omset tahun ini. Kenaikan ini tentu saja dipicu oleh semakin tingginya permintaan produk.

Jadi jangan pernah mengatakan bahwa, “saya tidak pernah akan terpengaruh iklan” atau “saya selalu melewatkan iklan setiap menonton televisi”. Iklan itu ada di televisi, majalah, baliho, spanduk, selebaran, bus, angkot, bahkan jejaring sosial pun tidak luput dari iklan.

Kembali lagi dalam posting ini yang saya ingin tegaskan adalah tag line dari iklan itu. Bahwa cantik itu ada di dalam diri. Jangan hanya menelan mentah-mentah semua yang diberikan oleh media. Termasuk iklan yang saya nilai edukatif ini. Tentu ada strategi marketing dalam pembuatan iklan ini, tapi kita ambil nilai positifnya saja. 

Apakah setelah menonton saya iklan ini lantas membuat saya membuang maskara, eyeliner, bb cream, dan lipstik saya? Oh, tidak. Tentu saja tidak. Tapi saya akui iklan ini membuat saya lebih menghargai kecantikan. Semua orang cantik. Karena tuhan tidak pernah membuat barang yang jelek. God never create ugly people.

Cantik itu menghargai tradisi


Cantik itu kearifan


Cantik itu bahagia foto: Magforwoman



Foto pertama dari sini.
Foto kedua dari sini.


  

Sabtu, 26 Januari 2013

Album Review: Midnight Sun by Beast (repost)


Sudah beberapa tahun terakhir saya mendengarkan musik korea. Tapi dari sekian banyak artis yang berseliweran, hanya ada dua yang menarik minat. Pertama, BigBang (tentu saja), dan kedua, Beast.
Saya menyukai kedua boyband (OMG, I am listening boy bands) itu karena musik, gaya dan sejarah mereka. Nanti saya akan posting tentang sejarah kedua grup itu. Sekarang saya ingin mereview album Beast terbaru, Midnight Sun.

Midnight Sun dirilis pada 22 Juli lalu.Karena belum satu bulan, jadi saya pikir masih tergolong baru, sehingga bisa direview. Di mini album ini, Beast menyuguhkan enam lagu.

Pertama, Midnight.
Lagu ini cukup istimewa dari sisi lirik karena Junhyung ikut berpartisipasi dalam pembuatannya. Tapi dari sisi audio juga tidak mengecewakan. Saya langsung jatuh hati dengan perpaduan gitar dan pianonya pada intro. Awalnya lagu ini sepertinya sebuah lagu mellow, tapi kemudian berubah menjadi lagu dengan medium beat dengan sentuhan elektro. Saya sangat berharap, Beast akan membuat MV untuk lagu ini.

Kedua, Its a Beautiful Night.
Lagu ini menjadi tittle track dalam mini album mereka. Lagu ini jauh berbeda dengan lagu-lagu Beast di album sebelumnya. Lagu ini sangat berenergi, sangat mewakili semangat musim panas. Berbicara tentang musim panas, MV yang mereka rilis juga menyampaikan hal yang sama. Pakaian warna-warni, celana pendek, DJ, skateboard, singkat kata, its party time.

Ketiga, Not Me.
Ini juga menjadi favorit saya. Bagian awal lagu diisi dengan instrument yang sedikit tidak biasa. Dan instrument ini mengisi hingga hampir seluruh bagian lagu. Unik dan catchy.

Keempat, When I Miss You.
Banyak yang mengatakan kalau track ini sangat pas jika menjadi soundtrack drama, dan saya setuju. Saya suka lagu ini, terutama di bagian vokal Yosoeb. Sangat manis. Sepintas, When I Miss You mirip dengan hits Beast sebelumnya, On Rainy Days.

Kelima, The Day You Rest.
Singkat kata saja, ini bukanlah lagu terbaik Beast.

Keenam, Dream Girl.
Ok, Hyunseung menunjukan kemampuan vokalnya yang luar biasa di lagu ini. Lagu ini perpaduan yang pas antara pop dan RnB. Meski tidak sehebat Let It Snow, tapi Dream Girl secara resmi menjadi lagu balada favorit saya.


Kesimpulan
Midnight Sun adalah album yang layak dikoleksi. Beast menunjukan kemajuan vokal mereka yang luar biasa. Dan bintang untuk mini album ini adalah Junhyung (untuk kemampuan membuat lirik, dan mengaransemen musik), serta Hyunseung (untuk vokal luar biasanya).

Tapi sayangnya di mini album ini tidak ada lagu dengan tipe all kill seperti hits mereka sebelumnya, Fiction. Beast dan Cube sepertinya harus bekerja lebih keras lagi untuk menciptakan lagu sehebat Fiction.

Skor: 3,8/5

repost dari ini.

GD, You’re Just One Of A Kind (repost)

Finally, welcome back GD

Hari ini leader Bigbang, G Dragon merilis intro solo album keduanya. Judulnya One of A Kind. Hanya dalam sepuluh jam, MV one of kind di You Tube sudah ditonton lebih dari sejuta orang.
Sebagai V.I.P, saya sangat antusias ketika mendengar kabar tentang peluncuran solo album ini. Berbagai rumor mewarnai selama album ini dalam proses. Mulai dari bekerjasama dengan artis luar negeri, dirilis bertepatan dengan ulangtahunnya. Tapi ternyata, secara resmi baru intronya saja yang akhirnya dirilis.
Dari segi musik, One Of A Kind menunjukkan warna asli Bigbang. Upbeat hip hop. Jujur, saya merasa bahwa lagu ini akan lebih bagus jika dibawakan oleh GDTOP, bukan GD seorang. Dimana ketika heartbreaker, sound musik GD lebih elektronik.
Tapi One Of Kind, dijamin dapat membuat penikmat musik bergoyang. GD mengingatkan kembali kepada penggemarnya, bahwa pada dasarnya dia adalah pengemar hip hop. Dia adalah rapper, sebelum menjadi penyanyi.
Sekarang tentang lirik. Ok, bukan sekali ini saja GD menunjukan sisi percaya diri yang over dosis. Tapi mau bagaimana lagi. Its GD people, and hes definitely one of a kind. The one and only.
Jadi kalau diliriknya dia menceritakan tentang kesuksesannya, uangnya, musiknya atau bahkan gayanya yang selalu menjadi trend setter, saya rasa sah-sah saja. 


Bicara tentang gaya, di MV ini GD merubah gayanya. Meskipun tidak terlalu menyukai rambutnya kali ini -saya paling suka rambutnya di era Heartbreaker–, saya acungi dua jempol untuk outfit dalam MV ini. Saya suka dancenya, sepertinya tidak terlalu sulit untuk diikuti. Bagian yang ada harimau dan beruangnya juga menarik.
Di MV ini juga ditampilkan humor khas YG. Bahkan di MV ini juga kita bisa melihat seperti apa produser dan trainer YG, karena mereka ikut menjadi model dan penari. Oh ya, di video ini juga GD menunjukan kecintaannya pada skateboard. Saking cintanya dengan skateboard, GD pernah mentwit bahwa cewek seksi adalah yang bisa bermain skateboard.
Ok, sebagai intro saya cukup merasa puas bahkan tidak sabar menunggu albumnya rilis. Dan berharap album solo keduanya akan melampaui sukses Heartbreaker. Good luck jiyong. 




repost dari sini 

Selasa, 15 Januari 2013

One (Delightful) Kiss From Jaejoong (Review)




(https://www.facebook.com/CJESJYJ)

Ada perasaan lega setiap saya mendengar lagu yang bagus. Perasaan lega yang lebih kepada merasa dihargai sebagai manusia. Tidak hanya dijejali dengan musik-musik mainstream yang beredar di pasaran.

Dan perasaan yang sama saya dapatkan usai mendengarkan lagu terbaru dari mantan personel TVXQ, Jaejoong, “One Kiss”.  Lewat lagu ini Hero membuktikan bahwa dia sangat layak mendapatkan julukan sebagai salah satu ‘dewa halyu’.

Sejak awal “One Kiss” berbeda dengan lagu K-pop lainnya. Lagu ini sangat kental nuansa rock orkestra. Hal ini akan menjadi keuntungan jika ditampilkan dalam konser yang besar. Saya membayangkan, jika diiringi orkestra “One Kiss” akan menjadi lagu yang megah.


(https://www.facebook.com/CJESJYJ)

Selain nuansa orkestra, hal yang sangat berkesan di lagu ini adalah suara Jaejoong itu sendiri. Dia melahap nada tinggi dengan sangat mudah. Jika dibandingkan dengan lagu solo Jaejoong saat masih bergabung di TVXQ “Maze”, “One Kiss” merupakan lagu yang lebih dewasa.

Ketika mendengar “Maze”, saya sudah merasa bahwa Hero pas menyanyikan lagu rock. Tapi karena atmosfer lagu “Maze” lebih fun, jadi sangat menyenangkan ketikangkan Hero sebagai rocker.

Dan ketika dia merilis “One Kiss” sebagai single terbarunya, saya sangat senang. Dugaan saya tidak salah. Suara Jaejoong sangat pas dalam lagu ini. He can sing rock ballads in a good way. Dan yang terpenting, emosi Jaejoong dalam “One Kiss” sangat terasa. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan karirnya bersama JYJ yang tersendat, dan masalah-masalah lainnya ikut mendewasakan pria 26 tahun ini.

Dan walau tetap berharap TVXQ kembali ke formasi awal, saya mensyukuri keputusan JYJ untuk hekang dari SM Entertainment. Bukan tidak mungkin, jika masih tergabung, potensi musikalitas Jaejoong tidak akan sebesar ini. Ketika masih di TVXQ, saya tidak terlalu memperhatikan Jaeong. Saya lebih menyukai suara Junsu dan Changmin. Untuk urusan dance, of course U-know Yunho is the best. At that time, to me, Jaejoong just a pretty boy form TVXQ.

Apalagi ketika mendengarkan “Survivor”. Maaf, bukan ingin menghina tapi saya tidak bisa menahan tawa setiap mendengar suara Jaejoong di lagu ini. Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa orang seganteng dia dapat mengeluarkan suara yang ‘mengerikan’. He sounds creepy but in the cute way.

Sekarang tentang lirik, Syair lagu “One Kiss” ditulis oleh Jaejoong sendiri. Lagu ini masih mengangkat cinta sebagai tema utama. Dibantu komposer Kim Bada. Jaejoong bercerita bagaimana seseorang yang sudah kehilangan harapan, kembali ‘hidup’ karena sebuah ciuman.


(https://www.facebook.com/CJESJYJ)

Kesimpulan
Lagu bagus. Musik bagus. Penyanyi bagus. Jaejoong menetapkan standar yang cukup tinggi, untuk diikuti oleh idol artist lainnya. Satu-satunya yang saya sayangkan adalah kenapa tidak ada video musik untuk lagu ini. Jika di lagu ini, Jaejoong hanya mendapatkan “one kiss”, saya yakin Cassiopedia akan memberikan lebih dari satu ciuman untuknya.

Skor: 4/5